Puji
dan syukur yang selalu saya panjatkan ketika mendapatkan kesempatan untuk
memperoleh beasiswa penuh dari pemerintah turki untuk melanjutkan pendidikan s1
saya. Tak terpikirkan sebelumnya bahwa negara yang terletak di dua benua ini
adalah tempat yang akan menjadi sumber pengetahuan saya.
Saya
memang baru beberapa hari berada di negara ini. Namun banyak hal yang sudah
saya dapatkan, mulai dari penyambutan di bandara oleh pihak penyelenggara
beasiswa ini hingga kami diantarkan ke asrama masing-masing.
Setelah
3 hari berada di asrama, tepatnya di Uskudar, Istanbul, saya dan seluruh
penerima beasiswa segera mengurus keperluan untuk pelajar yang baru datang,
seperti regitrasi asrama, registrasi kelas bahasa, dan pembuatan kartu pelajar
untuk transportasi. Kelebihan memiliki kartu pelajar ini, tarif yang dikenakan
akan lebih murah 50 % dari tarif kartu transportasi umum.
Tempat
saya tinggal yaitu di istanbul bagian asia, yang berbatasan dengan laut
marmara. Nah. Untuk mengurus registrasi kelas bahasa, kami harus nyebrang ke
Istanbul bagian Eropa. Ada 3 alternatif transportasi yang bisa dipilih, tentu
dengan tarif yang sama. Pilihannya adalah kereta api bawah laut yaitu Marmaray,
bus dengan jalur yang akan melewati jembatan Boshphorus, dan via kapal laut.
Saya dan teman-teman Indonesia lainnya pun lebih memilih untuk menggunakan
kapal laut, karena dengan mudah kami mendapatkan transportasi tersebut tanpa
harus mencari dan bertanya. Nama pelabuhannya yang di bagian asia adalah
Kadikoy, sedangkan di Eropanya adalah Karokoy. Jadi kebanyakan orang bilangnya
kalau mau nyebrang ke Istanbul bagian eropa, mereka menyebutkan dari Kadikoy ke
Karokoy.
Perjalanan
yang di tempuh melalui kapal tersebut memakan waktu sekitar 20 menit. Laju
kapalnya sangat pelan, kami sengaja memilih tempat duduk di bagian paling atas
dekat jendela. Suasananya sangat mengasyikkan, dikelilingi oleh banyak burung
yang berterbangan di laut marmara tersebut, angin yang meniup sepoi-sepoi
membuat saya tidak sadar bahwa 20 menit telah berlalu dan kapal berhenti dengan
sempurna di pelabuhan Karokoy. Saya pun segera turun dan keluar dari kapal,
walau sebenarnya hasrat untuk menetap masih ada.
Setiap
langkah kaki saya melihat kemegahan bangunan-bangunan di Istanbul ini. Tampak perbedaan
antara pembangunan di Istanbul bagian Asia dengan pembangunan di bagian Eropa.
Gaya pebangunan di bagian Eropa pun sangat mirip dengan gaya-gaya klasik Eropa
punya. Beda dengan pembangunan yang di bagian Asia yang gaya pembangunannya
hampir sama dengan pembangunan di daerah lain. Saya sangat tertarik dengan
pembangunan dan kemegahan kotanya. Tak lupa saya mengabadikan setiap sudut kota
tersebut.
Tak
terasa tempat tujuan utama saya untuk nyebrang ke wilayah eropa pun tiba, yaitu
di Istanbul Language Center, tak jauh dari pelabuhan Karokoy. Jadi disitulah saya
dan seluruh mahasiswa baru yang akan kuliah di universitas-universitas di
Istanbul meregistrasi kelas bahasa dengan melampirkan passport. Sekitar 10
menit prosessnya, akhirnya saya mendapatkan 2 lembar surat keterangan pelajar
istanbul. Satu lembarnya digunakan untuk pembuatan kartu mahasiswa dan satunya
lagi untuk universitas. setelah itu saya segera membuat kartu pelajar dengan
membawa surat keterangan tersebut. Tak jauh dari situ sekitar 10 menit berjalan
kaki, pembuatannya pun tak memakan waktu lama. Alhamdulillah untuk proses
pengurusan pertama telah selesai. Dan segara kami kembali ke asrama melalui
jalur transportasi seperti awal kami pergi.
Namun kami tak langsung pulang, saya masih ingin berada lama-lama
di sela-sela sudut bangunan yang bernuansa eropa itu. Waktu telah menujukan jam
5.30 sore bagian istanbul. Azan asar pun berkumandang, saya dan teman-teman
lainnya lansung ke mesjid terdekat dan melaksanakan ibadah shalat asar. Setelah
itu baru kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke asrama.
**Nyakti Mardalena**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar