SAAT ini saya sudah beberapa minggu berada di
Turki atau lebih dikenal dengan julukan Bumi Al-Fatih, tepatnya di Istanbul
bagian Asia. Ya, Istanbul merupakan satu-satunya kota yang berada di dua benua
sekaligus, yaitu Asia dan Eropa.
Karena saya mahasiswa baru pada tahun ini, jadi
saya harus mengurus berbagai keperluan, seperti pembuatan kartu pelajar, kartu
transportasi, surat izin tinggal, mendaftarkan handphone ke kantor pajak,
registrasi ke universitas yang diterima, dan lain-lain.
Pengurusan tersebut tak semuanya bisa diurus di
Istanbul bagian Asia, melainkan di Istanbul bagian Eropa. Maka dari itu saya
harus mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan berbagai macam moda
transportasi yang ada di sini seperti bus, kereta api, kapal, dan kereta api
bawah laut.
Ketika pengurusan harus dilakukan di Istanbul
bagian Eropa. Ketika itu saya baru berani menggunakan transportasi seperti bus
dan kapal. Karena kedua transportasi tersebut dengan mudah didapat. Tapi waktu
yang diperlukan untuk menempuhnya cukup lama, membutuhkan waktu berjam-jam dan
walaupun begitu saya bersyukur karena semua pengurusan dapat selesai tanpa
terhalangi oleh kendala apa pun pada waktu itu.
Nah, selang beberapa hari, saya dan mahasiswa
Indonesia lainnya diundang oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dalam rangka
pertemuan dan penyambutan mahasiswa baru. Kebetulan pertemuannya di Istanbul
bagian Eropa, sedangkan saya tinggal di asrama yang berada di Istanbul bagian
Asia yang jaraknya lumayan jauh. Jadi, saya dan mahasiswa Indonesia yang berada
di asrama yang sama sepakat untuk menggunakan transportasi kereta api bawah
laut, yaitu Marmaray. Saya sangat senang karena ini pertama kali saya mencoba
Marmaray yang merupakan jaringan kereta bawah laut pertama di dunia yang
menghubungkan dua benua.
Marmaray adalah koneksi rel antara Istanbul
bagian Eropa dan Asia melalui terowongan bawah laut Marmara dan jembatan
Bosphorus, dengan stasiun Yenikapi dan Sirkeci di Istanbul bagian Eropa
dan stasiun Uskudar dan Ayrilik di Istanbul bagian Asia. Tentunya sangat
memudahkan kita untuk menyeberangi dari Istanbul bagian Asia ke Istanbul bagian
Eropa dan sebaliknya dalam hitungan menit. Marmaray itu sendiri baru saja
diluncurkan pada akhir 2013 dan beroperasi pada awal tahun 2014.
Kesan saya ketika naik Marmaray sangat luar
biasa. Saya sangat kagum dengan proyek ambisius Turki ini di mana mereka
berhasil mewujudkan ide besar Sultan Abdul Medjid setelah 153 tahun. Sepintas
terlihat seperti kereta api yang dimiliki oleh negara-negara lain, namun
bedanya adalah ini merupakan transportasi yang berada di bawah Laut Marmara
yang memisahkan benua Asia dan benua Eropa.
Saya pun harus berdesakan dengan penumpang lain
karena tak heran banyak penumpang yang memilih transportasi ini karena
kecepatannya yang maksimal, sehingga hanya membutuhkan waktu beberapa menit.
Benar saja, tak lebih dari lima lima menit saya dan mahasiswa Indonesia lainnya
sudah tiba di stasiun Sirkeci di Eropa. Segera kami ke luar dari terowongan
yang sangat dalam itu.
Tak jauh dari situ kami langsung menemukan
tempat pertemuan. Kami disambut hangat oleh para senior. Setelah beberapa jam,
acara pun selesai. Segera kami berpamitan karena hari sudah mulai sore. Saya
segera kembali ke asrama dan tentunya menggunakan transportasi yang sama ketika
pergi tadi. Untuk selanjutnya apabila saya dan yang lainnya ada keperluan di
Eropa, pastilah kami menggunakan kereta api bawah laut itu.
Tentunya saya sangat bersyukur karena bisa
mendapatkan kesempatan beasiswa S1 di Turki. Di negeri ini pula saya bisa
mencoba transportasi kereta api bawah laut tersebut yang merupakan simbol
ambisius negara Turki dan baru terwujud di bawah pimpinan Perdana Menteri
Erdogan dan Presiden Abdullah Gul. Saya selaku anak Aceh sangat berharap agar
Aceh juga memiliki proyek ambisius seperti itu. Misalnya, punya kereta api
bawah laut yang bisa menghubungkan Banda Aceh dengan Pulau Sabang dan Pulau
Aceh. Pastilah akan memudahkan rakyat Aceh dalam bepergian atau berwisata ke
pulau-pulau yang memiliki sejuta pesona itu.
**Nyakti Mardalena**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar